Rumah Lama

Lama aku tidak membuka blog ini. Blog yang bagiku adalah rumah tempat aku bercerita apa yang terlintas di dalam pikiranku. Yah, aku merasa telah terlalu lama aku alpa dengan semua yang mengalir di sini. Lama tak singgah, bukan berarti aku lupa. Hanya saja, aku bingung hendak menuliskan apa.

Rasanya rindu semakin menggebu, saat aku bercermin, telah banyak perubahan dalam diriku. Tidak cuma fisik, namun juga akal budi. Aku seperti kehilangan sosok aku yang dulu. Apakah dewasa yang mengubah segalanya, atau keadaan dan lingkungan. Tetapi, ada satu hal yang masih sama, aku tetap saja tidak mampu membuat lebih banyak persahabatan di sini. Seringku cuma duduk termenung di atas kasur yang dinding-dinding di sampingnya mulai berjamur karena lembabnya tanah di sini.

Satu alasan lain aku jarang pulang adalah aku seperti kehilangan akal untuk menuliskan segalanya lagi. Aku seperti tidak lagi memiliki ilham. Tangan-tanganku serasa terpasung terpenjara. Otakku seperti dalam sangkar. Dan pikiranku telah mati suri.

Tulisan ini aku paksa untuk tercipta, untuk membangkitkan kembali gairah yang aku ingin dia kembali bergelora. Masih teringat salah seorang petuah temanku, “alah bisa karena dipaksa.”

Sudah-sudah-sudah. Aku tidak tahu lagi harus menulis apa. Cukup!

Hanya Sekedar Kenangan

Ku berdiri, kau malah pergi tinggalkan aku
Ku mengejar, kau pun ketus perkata “Ini yang terakhir darimu”
Ku diam, kau semakin menjauh
Ku mundur, aku mati dihatimu

Malamku lebih dingin, lebih sepi
Dan rusuk memelukku erat
Namun aku masih bisa tersenyum
Karena luka yang amat sangat

Kau tahu?
Tiap doaku namamu selalu ku sebut
Terlalu takut aku
Kau menjadi mangsa buaya
Atau serigala di belantara manusia

Apakah ada yang seperti aku?
Terlalu memperhatikanmu
Bahkan sakit dan sehatmu
Pada bulan-bulan yang selalu berganti

Wahai pecinta mawar
Yang rela terluka saat ingin menyentuhnya
Wahai yang selalu menangis
Yang selalu memiliki benci dijiwa

Sempurna…
Masihkah kau mengingat tentang itu?
Atau kau lebih mengingat yang lain
Usai sudah

Terlalu cemburu
Karena eratnya cinta yang harus dikungkung
Membuatmu tak akan pernah nyaman

Puisi ini hanya sekedar kenangan
Ditulis oleh hati yang merindu
Dari seorang pria: yang kau anggap tidak dewasa