Hujan yang aneh. Biasa orang menyebutnya hujan lokal. Sudah dua kali aku diserang. Dia yang turun dari langit yang membuatku kuyup. Basah. Lantas kedinginan.
Tadi aku di FLP, menjaga sekretariat untuk pendaftaran LMuS (Lomba Menulis Untuk Siswa). Kebetulan, kuitansi dan anak klip sudah habis, jadi aku ditugaskan untuk membeli peralatan tersebut.
Seorang anak FLP, yang berjenis kelamin laki-laki dan bernama Syukri Aba ternyata membawa sepeda. Berbeda dengan aku dan Ibnu yang membawa Honda. Di sini, di Aceh, kami lebih sering menyebutkan sepeda motor itu dengan Honda. Terserah mau merek apa, baik itu honda Yamaha, honda Supra, atau honda Suzuki. Pokoknya yang orang Jakarta sebut motor, atau sepeda motor, di sini disebut honda.
Jadi, aku yang sudah lama tidak bermain sepeda meminjam sepeda milik si Syukri Aba. Aku pun berjelajah mencari fotokopi terdekat dengan FLP. Di daerah Lampriet, akhirnya ada sebuah fotokopi yang buka. Tokonya kecil, hampir seluruhnya cuma terbuat dari kayu.
Lepas setelah aku membeli anak klip dan kuitansi, aku pun mencari toko swalayan terdekat. Aku membeli Pulpy Orange. Nah, kesialan bermula di sini. Saat hendak pulang, hujan pun turun. Tanpa komando, langsung menderas. Aku pun tiba di FLP dalam keadaan tenggelam.