sufi

Menjadi Gila

Aku merasa ketakutan. Aku takut temanku akan menjadi seperti aku yang dulu. Mereka yang mencintai Tuhan lantas menjadi gila. Ya, mereka yang gila ketika merasa bahwa dirinya dan Tuhan adalah sama. Seperti Al-Hajjah dengan “Ana Al-haq“-nya.

Kepadanya berkali-kali aku ingatkan. Berhati-hatilah menempuh jalan yang itu. Jalan yang mudah membuatmu tersesat dan menyesatkan. Bahkan, seperti aku yang dulu, yang bahkan tidak menyadari kesesatan itu sendiri. Mereka yang berpikir tentang Tuhan sebagai tujuan dan mulai melupakan jalan. Mereka yang percaya, bahwa ada banyak jalan menuju Tuhan. Tentang Tuhan yang tidak akan bertanya, dari jalan mana engkau menempuh. Tuhan yang abai, apakah engkau datang dari api atau dari berhala. Atau dengan sujudmu walau engkau berkata bahwa dia adalah yang bertiga.

Mereka yang berbicara tentang cinta. Dan sungguh engkau melihat mereka datang dengan cahaya dan air yang ada pada kedua tangannya, padahal sesungguhnya yang mereka bawa adalah api. Yang akan membakarmu tak bersisa. Yang akan meninggalkanmu dalam ronta. Mengikat lehermu, lantas menuntunmu menuju neraka.

Pernahkah engkau mendengar, tentang mereka yang telah berhasil disesatkan. Orang-orang yang menjadi engan berdiri, ruku, dan sujud. Bagi mereka, rapalan nama Tuhan telah sangat cukup. Bahwa mereka telah berada di atas tempat paling tinggi, di mana segala bentuk sujud menjadi nisbi. Atau tentang mereka yang menolak lapar, dan memasukkan segala bara ke dalam perut. Atau orang-orang yang berjalan di sisi jurang.

Baca Selengkapnya

Tuhan Yang Berjalan di Hati Setiap Manusia

Adalah Tuhan. Dia yang berjalan di hati setiap manusia. Dia yang membolak-balikkan hati. Dia yang memberi hidayah. Dia yang mengajari manusia, juga Dia yang membuat air mataku jatuh ketika malam tiba.

Adalah Tuhan. Dia yang mengkotak-kotakkan manusia dalam ruang lingkup surga dan neraka. Dia yang mengajari manusia mana yang halal dan mana yang haram. Dia meminta manusia untuk mencintai-Nya. Dan dia yang tak pernah jenuh untuk juga terus mencintai manusia.

Tuhan sering berjalan di antara hati orang-orang lemah. Menguatkan mereka. Memberi mereka senyum di atas segala gundah yang mendera. Dia memberikan janji atas doa, kepada mereka yang khusyuk, kepada mereka yang memohon dengan sungguh, kelak akan dia kabulkan. Bagaimana? Dengan melihat ke dalam hati tertulus manusia.

Aku melihat. Aku mendengar. Pekik orang-orang yang menyebut nama Tuhan. Meneriakkan nama-Nya. Tak kunjung jenuh, karena dalam pekikan-pekikan itu mereka menggantungkan harap. Ketika manusia telah berada di dalam titik paling kritis dalam hidupnya, mereka cuma punya satu harapan yang paling besar: TUHAN.

Baca Selengkapnya