Rahasia Di Ujung Lidah

Aku rasa bidadari ketiga tahu bahwa aku mencintai dirinya, namun aku tetap memilih diam. Dan terkadang aku merasa dia juga menyukai diriku, dan dia juga diam.

Hampir setiap malam, melihat namanya, demamku menjadi kumat. Rinduku seperti tak tertahan, namun aku mencoba bertahan. Terkadang, jika rindu itu meletus, aku pun menyapanya. Kadang, aku harus menunggu untuk sebuah jawaban, dan aku menikmati fase tersebut.

Rahasia di ujung lidah. Ingin aku katakan, namun selalu aku tahan. Aku masih percaya, ada saat yang tepat nanti ketika semuanya tersingkap.

Tetapi ada satu ketakutan dalam diriku. Jikalah dia menjadi pergi, akibat ketiadatahuan betapa namanya bertalu-talu di dalam hatiku. Saban malam, di keheningan malam, ingatan-ingatan tentangnya menjalari sarap pikirku.

Jikalah aku boleh berkehendak, aku ingin dia ikut merasakan apa yang aku rasakan. Perasaan demam ketika namanya disebutkan, perasaan gila ketika mengirim atau menerima sms-nya. Dan sejuta perasaan yang terkadang aku pun heran dibuatnya.

Kadang terbersit keinginan untuk membuang perasaan ini, namun aku telah memutuskan: aku akan menjaganya, aku akan berusaha mengendalikannya hingga waktu yang tepat itu tiba.