Master Oogway

Rahasia Bahagia

The more you take, the less you have.

— Master Oogway

Berapa banyak yang kita ambil, tetapi tidak pernah mencukupi. Kita terus haus untuk segala hal. Tidak pernah puas dengan segalanya. Kepuasan itu seperti lautan, kadang kita tidak mengenal sampai di mana dasarnya. Semakin ke dalam, semakin menyesakkan, semakin menjauh dari cahaya. Semakin membuat kita buta.

Mereka yang memberi, adalah mereka yang berkecukupan. Mereka yang tidak terikat. Mereka yang lepas dari segala jerat. Sesuatu yang sesungguhnya semua orang mencari, tapi tidak menemukan. Sesuatu yang kita sebut sebagai rasa puas.

Dunia itu seperti jaring. Mengekang dan menjerat. Kita terus menggali, menegak sampai kembung tapi tidak pernah membuat kita untuk berhenti. Bahkan, jika telah ada di langit ke tujuh, kita mencari langit ke delapan. Dan anehnya, saat kita memiliki banyak hal, kita tidak rela melepaskan sedikit hal.

Manusia mengapa begitu sulit bahagia? Mereka mengeluhkan segala hal, bahkan hal terkecil sekalipun. Mereka tidak pernah puas. Saat mereka mendapatkan bumi, mereka ingin memiliki matahari. Bahkan ketika matahari pun telah didapatkan, mereka menginginkan semesta. Bukankah pernah kita dengar, mereka yang bahkan ingin menjadi tuhan, dengan segala kelemahannya.

Rahasia bahagia bukanlah ketamakan, namun bersyukur. Semakin banyak engkau bersyukur, semakin puas dan bahagia engkau. Inti dari mengatasi haus bukanlah menegak seluruh air sampai kembung, namun bagaimana seteguk mampu mencairkan semesta dahaga. Bayangkan apa yang engkau miliki sebenarnya bukanlah milikmu. Bayangkan apa yang engkau sayangi, sesungguhnya tidak abadi bersamamu. Karenanya engkau tidak perlu terikat. Karena sesungguhnya engkau tidak memiliki, dan engkau cuma sendiri. Lantas mengapa menjadi kikir, dan menolak untuk ditinggal pergi?

Ketika segala sesuatu bukan milikmu. Ketika setiap orang tidak bersamamu. Di sana engkau menemukan rahasia bahagia, tentang kerelaan. Atau, jika ingin aku bagikan, cukuplah kata ini untuk engkau renungkan: “Segalanya berasal dari Tuhan, dan semuanya akan kembali kepadaNya.