Nan Tak Serius

Bisa dipastikan, aku orang yang jarang sekali serius. Sejujurnya, aku takut menjadi serius. Aku takut ketika aku serius, dan aku mengerjakan suatu hal dan hasil dari apa yang kukerjakan tersebut jauh dari apa yang aku mau, aku takut kecewa. Jadi aku sering melakukan sesuatu itu tanpa keseriusan, agar jika gagal, aku tidak kecewa.

Namun sepertinya aku tidak boleh terus-terusan begini. Sifat itu seperti sudah mengurat-akar. Dari awalnya sesuatu yang bisa aku ON-OFF kan sesuka hati sekarang menjadi seperti tidak terkendali.

Terkadang, aku juga suka berlagak bloon dan tidak tahu apa-apa. Aku melihat reaksi orang-orang yang bercerita bagaimana mereka bersemangat memberi tahu apa yang dia rasa orang lain tidak tahu. Aku menikmati keadaan seperti itu sehingga aku pun berlagak tidak tahu apa-apa.

Bahkan jika orang bertanya yang mereka tahu itu bidangku, aku pun berkata: “aku tidak tahu.”

Sepertinya, sifat itu pun tidak bisa aku ON-OFF kan sesuka hati lagi seperti dulu. Aku yang sekarang seperti terperangkap dalam sifat itu. Aku menjadi benar-benar bloon dan bego. Apa-apa yang orang ceritakan seperti baru pertama kali aku dengar. Aku benar-benar menyerap kamuflase itu.

Hal yang terjadi semakin buruk. Kemampuanku mengingat sesuatu pun semakin kandas. Aku mulai payah untuk merunutkan suatu kejadian atau suatu logika ke dalam bentuk yang aku mengerti dan masuk dalam nalarku. Segala hal menjadi semakin payah saja.

Jika aku membaca sesuatu, segala hal cuma membayang, tidak menyerap di otak. Dan menjadi sangat mudah terlupa begitu saja.

Aku paling susah menghapalkan nama orang. Aku juga semakin susah untuk menjelaskan apa-apa yang pernah aku baca. Jika aku berbicara dengan orang dan ingin mengemukakan apa-apa yang telah ada diotakku, aku terlupa.

Entahlah apa yang terjadi dalam diriku. Rasanya segala hal yang memang aku lakukan dengan sengaja sekarang menjadi otomatis dan tidak mampu aku kendalikan. Seperti menyatu dengan diriku.

Mungkin ini kutukan, atas semua yang telah aku lakukan.