Tahukah kamu, salah satu tingkatan manusia yang paling rendah? Yaitu mereka yang merendahkan orang lain. Baik dengan perbuatan mereka, ataupun perkataan yang menyakiti dengan tujuan merendahkan harkat dan martabat orang lain. Maka, sekali-kali, janganlah kamu termasuk kaum yang demikian.
Sering sekali kita berjumpa dengan orang-orang yang demikian. Mereka yang terdidik untuk merendahkan, yang mungkin juga dididik dengan cara yang sama seperti demikian. Lihatlah, bagaimana sedari awal, para anak yang belum begitu mengenal kebaikan dan keburukan dibiarkan mem-bully teman-temannya yang lain. Kita menganggap itu sesuatu yang lucu. Sampai kemudian, kita menjadi kewalahan dengan segala sifat yang sedari awal kita biarkan terjadi sedemikian rupa.
Kadang kita menjadi rendah saat membenci dan marah. Kita begitu mudah memaki, merendahkan, berusaha menghancurkan martabat seseorang ketika sedemikian hingga kebencian dan kemarahan telah memaksa mengambil peran akal sehat. Maka tidaklah jarang kita melihat pemukulan, makian, sering kali hadir dalam emosi yang memuncak. Patutlah nabi meminta kita berwudhu: untuk mengalihkan perhatian saat marah, untuk mendinginkan hati yang meledak, dan menghindari ulah setan yang akan ikut hadir dalam segala tindak.
Mereka yang kuat adalah yang bisa menahan amarahnya.
Tidakkah sampai kepadamu kisah tentang Abu Bakar? Saat seseorang memakinya, dia terdiam, dan malaikat memuji di atas kepalanya. Sampai kemudian kesabaran seorang Abu Bakar telah habis. Dia membalas menyakiti, dan segala malaikat langsung pergi.
Maka hindarilah keputusan saat emosi dan kemarahan sedang berada di depan. Agar jangan sampai nelangsa hadir dalam setiap keputusan. Agar tidak menyesal engkau dikemudian hari. Untuk segala serapah dan makianmu, juga hal yang engkau coba hendak putuskan itu.
Maka apakah patut kita menjadi manusia tingkat rendah. Apakah patut kita merendahkan seseorang. Sudah terlalu tinggikah kita? Lantas menjadi sombong!
Ukuran-ukuran manusia tidaklah berjalan dengan sempurna. Hal-hal yang menyenangkan hati, memberikan rasa puas dalam setiap emosi, cuma akan memberikan tangis bagi pribadi yang lain. Hanya akan menyisakan tangis dan kekekalan dalam kesakitan. Tidakkah engkau tahu? Bahwa manusia begitu cepat lupa akan semua kesenangan dan akan terus ingat apa yang memberikan mereka penderitaan. Demikian juga jika engkau menorehkan luka, tidak akan lekang namun abadi.
Teman. Berhentilah merendahkan orang lain, sama seperti engkau tidak pernah ingin direndahkan. Apa yang engkau rasakan juga akan orang lain rasakan. Apakah pantas seseorang merendahkanmu? Maka tidaklah juga pantas engkau merendahkan orang lain. Agar kamu tidak termasuk mereka: manusia tingkat rendah.