Sampai sekarang, aku belum tahu, belum memahami, belum mengerti kemana jejak langkah lelaki akan surut atau berhenti sama sekali. Bahkan ketika kaki-kaki lelaki telah mati, akan ada yang menyambung langkah mereka. Akan ada orang-orang yang menjadi panjangan lidah-lidah lelaki. Sungguh, lelaki tak pernah mati.
Kadang aku merasa tersindir. Lelaki mencibirku, “tak selayaknya pria selalu berbicara tentang cinta.”
Aku yang ter-kick cuma mesem-mesem saja. Benar kata lelaki. Tak selayaknya pria selalu berbicara tentang cinta, walau cinta adalah variabel dasar manusia. Toh lelaki pun pria adalah manusia. Masih punya hati untuk merasa, juga punya hati untuk bisa disakiti dan sakit hati.
Lantas kemana jejak langkah lelaki harus diarahkan?
Lelaki itu selalu mengerti, perasaan hatiku. Dia adalah satu-satunya jiwa diantara milyaran manusia yang mengerti paham aku 100%. Dia adalah manifestase dari beberapa jiwaku, namun dialah sang penguasa jiwa dalam jasadku. Sudahlah, sedikit orang yang mengerti jika kuceritakan secara detil.
“Seorang lelaki harus berani berjuang untuk manusia ibu.” Getir suara lelaki memekakkanku.
“Seorang lelaki harus berani untuk menjadi kaki bagi para pemimpin, tidak pernah merasa kotor dan hina jika menjadi peran sebagai batu landasan. Lelaki adalah mereka yang selalu bertanya: apa yang telah ku beri, dan bukan mereka yang selalu kehausan untuk berteriak: apa yang akan kau beri.”
“Lelaki adalah mereka yang hidup yang memiliki tujuan.”
“Lelaki sejati adalah lelaki Tuhan”
Aku sepenuh bingung, sumpah tak pernah mengerti tujuan akhir ucapannya. Selalu bermetafora dan ambiguistis. Memiki makna ganda dalam tiap huruf. Sungguh aku dibuat bingung.
Lelaki menepukku. Tersenyum hangat. “Kau akan mengerti begitu detik pertama engkau menjadi lelaki.”
Aku yang tak mengerti begitu kalut. Apakah ketidak mengertianku berarti aku belum menjadi lelaki?
“Kau lihat Muhammad? Dia adalah lelaki sejati. Dia adalah lelaki Tuhannya. Kejarlah dia, atau setidaknya engkau bisa membasuh kakinya. Dia lingkungannya kau akan mengerti: kemana lelaki melangkah.”
Lantas lelaki menghilang. Kembali ke dalam diriku, dan akan muncul tiba-tiba memberi pertanyaan.
Hari ini lelaki bertanya: “Kemana Lelaki Melangkah” esok, aku tidak tahu…