Kasihan, Bahkan Dikritik Salah. Lucu!

Aku ingat, kejadiannya hari Sabtu, 24 November 2007. Tepatnya sekitar jam 17.00 WIB.

Saat itu aku ingin masuk pelajaran Perawatan Mesin namun sayang, seperti kebiasaannya dosen tidak masuk (walau akhirnya masuk), namun bukan itu yang ingin kuceritakan. Saat itu aku melihat dia, Sang Puteri dengan pacarnya. Cemburu? Tidak! Sama sekali tidak ada rasa cemburu, yang cuma ada rasa kasihan. Cuma itu!

Sudah sering aku mendengar dari kawan-kawan di HMM (Himpunan Mahasiswa Mesin) yang mengetahui bahwa dulu aku menyukainya (entah mereka sudah tahu bahwa sekarang ada sosok Taman Surga? Semoga saja tidak, soalnya mereka bakal akan lebih tertawa girang kalau aku patah hati, terlebih dengan orang yang benar-benar kucintai) bahwa dia sering berdua-duaan. Dari dulu aku tak pernah percaya, tak akan pernah.

Namun kali ini akan sangat berbeda. Aku melihatnya berduaan diruangan A23-XXX. Letak ruangan itu bersebelahan dengan ruang yang ingin kumasuki (mata kuliah Perawatan Mesin). Aku melihatnya berdua dengan pria itu. Langsung saja aku kasihan, kok gini jadinya.

Trus aku sms, “Ga baik berdua-duan dengan yang bukan mahram di tempat sepi.”

Malam baru dibalas, “Beni, saya kira tujuan sms beni kemana. Tadi saya cuma nulis aja di papan tulis soalnya ada yang sedang dibahas.”

Lalu balasku, “Apa ga ada tempat yang lebih terbuka dan ramai. Takutnya terjadi fitnah. Kan kamu anggota rohis.”

Dan balasnya, “Sebenarnya dari 2 tahun lalu saya ingin berhenti dari rohis, cuma ntah kenapa nama saya masih ada di sana. Beni, saya adalah saya.”

Akhirnya, “:) Beni memang konservatif. Kejadian yang tadi itu beni ga suka. Terserahlah, toh manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.”

Setelah itu, percakapan pun terhenti. Aku yang biasa saja, merasa sudah memenuhi tanggung jawabku sebagai seorang teman untuk mengingatkan dan dia yang tak kuketahui (insya Allah dia juga biasa saja).

Lantas hari ini aku buka email, ternyata ada alert message dari Friendster yang memberitahukan bahwa aku telah menerima testimoni dari seorang teman. “Beni, bisa ga saya mintol? Tolong dung, hapus Nomor HP nya dia..! Ga enak hati nih! Soalnya maren saya ngasi tanpa bilang2 ma dia. Beni tau dia dah da, kan? Beni, tolong jaga persahabatan yang ada, ya..

Menerima testimoni gitu saya hanya senyum, lah, emang apa hubungan dia dah ada dengan saya sebagai teman sms?. Lalu pikiran langsung mengarah ke kejadian dua hari yang lalu.

Kalau memang gitu saya cuma bisa kasihan; Kasihan, Bahkan Dikritik Salah. Lucu.

Kadang manusia aneh ya? Atau aku yang aneh?

Ada komentar?