Kami Sedikit, Tetapi Kami Peduli !!!

Judul di atas diambil dari blognya bang Fadli. Bagus sih judulnya, makanya tidak sungkan saya mengambil judul yang sama. Judul yang begitu menggugah.

Sumpah, saya ingin nangis membacanya.

Sedikit sekali yang peduli dengan Rohingya, tidak seperti orang-orang yang begitu tergugah untuk turun ke jalan membantu Palestina. Bukankah Rohingya juga muslim? Atau adakah yang telah salah…

Rabu, 11 Februari 2009. Hari ini kami turun ke jalan dengan jumlah personel yang amat sedikit. Hanya ada saya, bang Husni, Fauzan, bang Fadli, Iqbal, Irfandi Djailani, Tengku wan, An3uk, Ida, dan Siska.

Rencana awal kami ingin menjajah seluruh persimpangan yang ada di kota Banda Aceh. Kami ingin menjajah simpang Jambo Tapee, simpang Lima, simpang Surabaya, simpang Jam. Tetapi Tuhan menitahkan kami cuma mampu menjajah simpang Lima sebagai daerah jajahan.

Kami sedikit namun kami peduli.

Jauh sebelumnya kami telah menyiapkan segala sesuatu. Kami menyiapkan press release kepada surat-surat kabar, memberitakan kepada mereka aksi kami. Kami berharap apa yang kami lakukan tidak cuma terhenti sampai di sini. Kami ingin ada yang melihat kami, belajar, memahami, dan kemudian melakukan hal yang serupa.

Kami mencoba menggugah mereka. Kami sadar kami sedikit, namun kami tetap peduli. Kami bukan mereka yang cuma bisa berbicara saya tentang kemanusiaan, kami adalah mereka yang turun ke jalan demi kemanusian. KAMILAH SEBENAR-BENAR MANUSIA.

Hari pertama kami turun ke jalan, kami berhasil menghimpun dana Rp 1.857.500,- dan rencananya dana tersebut akan kami jadikan dalam bentuk barang sebelum kami serahkan kepada mereka kaum Rohingya.

Sumbangan tersebut kami itikadkan sebagai rasa bentuk kepedulian kami, agar mereka mengerti bahwa ada manusia-manusia yang masih memiliki hati untuk melihat mereka, merasakan apa yang mereka alami.

Kami Bangsa Aceh. Kami pernah ditimpa tsunami, kami pernah hidup dalam lintasan peluru, ibu-ibu kami pernah diperkosa dan anak-anak kami dibunuhi. Bahkan orang-orang kesayangan kami ada yang kami tidak tahu dimana kuburnya.

Kami juga mengerti apa yang orang-orang Rohingya alami. Kami mengerti bagaimana kesedihan mereka. Dan terlepas daripada itu, mereka juga adalah muslim yang tertindas sama seperti kami yang pernah ditindas dan muslim-muslim yang lain di seluruh dunia.

Kami sedikit, tetapi kami peduli.

Kami harap ada Anda yang akan ikut berpartisipasi dengan kami. Mari sama-sama kita menggapai tangan membangun sebuah ruang dengan rasa kemanusian sebagai dinding yang nyaman bagi semua orang.

Kami sedikit, namun kami berharap kami tidak selalu sendiri.

Bantulah Rohingya, walau hanya sekedar doa.