1 November 2007 yang lalu, Aceh Blogger Community berdiri. Kini, genap sudah 2 tahun berdiri. Tak terasa berbagai kegiatan telah kami tempuh selama 2 tahun perjalanan kami. Dimulai dari pelatihan Blogging untuk anak-anak SMU seluruh Banda Aceh yang disponsori oleh Telkom Speedy dan Harian Aceh sebagai media partner, hingga penggalangan dana untuk muslim Rohingya yang terdampar di Aceh. Bahkan khusus untuk menggalang dana bagi muslim Rohingya tersebut kami membuat sebuah website dengan alamat www.saverohingya.com. Dari penggalangan dana, serta pelatihan blogging bagi siswa-siswi SMU se-Banda Aceh lah nama kami pun mulai berkibar.
Tak terasa pula sudah 2 tahun lebih saya ngeblog. Website ini dibuat pada tanggal 31 Maret 2007 bertepatan dengan ulang tahun saya pribadi. Tak terasa pula telah lebih dari 250 artikel dalam berbagai kategori, baik itu puisi maupun curhatan-curhatan saya yang dimasukkan ke sini. Banyak warna dalam kehidupan saya yang terekam. Entah itu duka, lara, nestapa, prahara, juga perasaan nelangsa dan sengsara. Sedikit sekali saya memberikan kebahagian saya melalui blog ini.
Blog ini adalah catatan kehidupan saya. Berisi hampir dari apa yang saya rasakan, tak dipungkiri penyampaian perasaan saya terkadang membuat beberapa pihak sakit hati bahkan para lelaki terkadang turun tangan menghubungi saya, mengkonfirmasi. Tak jarang beberapa adegan diedit sedemikian rupa agar tidak menyudutkan siapapun.
Blog yang penuh dengan subjekfitas. Demikianlah adanya.
Blog ini pula yang menjadi alasan mengapa sebuah cinta harus pupus. Perasaan cemburu, perasaan seperti menjadi pelampisan, perasaan tersakiti. Semuanya menyatu, semuanya terurai, namun semuanya akan menjadi pupuk bagi perjalanan ke depan.
Awalnya berlalu dengan penyesalan. Andai waktu bisa dirunut ke belakang. Saya ingin menggulung blog ini, tetapi itu dulu. Sekarang rasa itu seperti terbantahkan sendirinya dengan berlalunya waktu. Seleksi alam terjadi. Inilah kehidupan saya yang terekam. Nadi-nadi kehidupan yang terangkum lewat kata-kata, mungkin bukan sebuah kata sempurna atau indah. Namun semua rasa saya coba ungkapkan di sini. Satu-satu, bait-demi-bait, sebuah rasa dari episode masa lalu.
Beberapa komentar blog ini terkadang menyakitkan. Entah bagi saya, terkadang bagi orang yang sedang saya bicarakan.
Ada satu kekhasan dalam blog ini, terutama jika saya berbicara tentang cinta. Beberapa nama yang saya sukai, saya cintai saya berikan sandi-sandi. Entah itu MRN, Sang Puteri, Taman Surga, Bidadari, dan sebagainya. Ada sebuah diri pada diri saya yang merasa malu jika sebuah nama terungkapkan. Selalu seperti itu, saya terlalu malu untuk mengakui bahwa saya sedang jatuh cinta. Terutama kepada orang yang saya cintai.
Saya bahagia. Beberapa teman saya dapatkan melalui blog ini. Sengaja saya mencantumkan alamat email saya, foto, serta nomor handphone agar mereka mudah menghubungi saya. Satu tujuan saya adalah ingin berbagi rasa, dengan siapapun, karena apapun. Beberapa diantara mereka ada yang menjadi teman akrab saya, namun terkadang ada yang menghilang digerus derasnya waktu. Namun sayang, akibat keterbukaan itu pula banyak nomor asing yang cuma miscall tanpa berani bertegur sapa. Itu yang paling tidak saya suka.
Saya senang. Beberapa bahkan secara khusus memberitakan apa yang mereka rasakan adalah seperti yang saya rasakan. Apa yang mereka alami begitu juga saya alami. Kami seperti menemukan keluarga dalam ikatan perasaan murni, perasaan cinta mendalam kepada seseorang, atau perasaan sakitnya patah hati. Beberapa juga berkomentar, apa yang saya tuliskan benar-benar membuat mereka seperti merasakan. Begitu dalam.
Ah, jalan masih terlalu berliku dan begitu panjang. Masih terlalu banyak kisah yang belum mampu saya ucapkan, belum lagi mampu teruraikan. Semua masih menggumpal, seperti daun basah yang terlampau cepat gugur dalam taman kehidupan.
Segelas milo hangat saya teguk. Mata saya memejam. Beberapa baris kata terlintas acak di dalam kepala. Semua rasa, semua cemas, semua cinta, berloncatan berlomba ingin ditumpahkan. Sejenak saya tertekun. Tangan saya mengkaku di keyboard-keyboard hitam dengan huruf-huruf putih terang, memohon untuk ditekan. Meminta saya bergegas memintal kata-kata yang belum lagi mencapai titik nadir untuk lahir, air ketuban rasa belum lagi pecah.
Blog ini akan terus berjalan. Hingga suatu ketika sebuah keadaan membuat saya berhenti. Mungkin itu ketika napas saya telah terhenti. Tetapi, sekuat mungkin saya akan terus menulis, karena saya adalah seorang blogger.