Dewasa (?)

Aku baru tahu, ternyata dia telah berubah. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, dan memang bukan hakku lagi untuk meluruskannya lagi. Hanya akan menjadi petaka baru jika dia kuluruskan, telah terlampau menyimpang apa yang ada padanya.

Dewasa. Mungkin sudut pandang kami tentang dewasa itu berbeda.

Baru ku tahu, cara berpakaiannya telah berubah. Kata temannya, sekarang dia telah dewasa. Aku cuma tersenyum, miris, geleng-geleng kepala.

Entah apa yang telah terjadi sehingga dia berubah menjadi begitu cepat. Semoga tidak liar. Yang aku takutkan semoga tak terjadi, semoga dia tidak seperti makhluk-makhluk yang sering bercerita hingga pagi tiba kepadaku, tentang bagaimana mereka hilang dalam hidup. Atau cerita tentang mereka-mereka yang telah terpeleset hingga ternoda dan tercederai.

Berjuta kali aku berdoa. Tuhan, selamatkan dia.

Aku tak pernah menyalahkannya saat dewasa menjadi pilihannya. Ku akui, dulu aku begitu kekanakan, posesif, dan begitu ingin melindungi. Dia bagaikan sesuatu yang harus ku jaga dengan segenap jiwaku, namun ketika dia berontak, ketika apa yang kuinginkan tidak diinginkannya, maka kepada Tuhanlah aku kembali.

Atau ketika alasan studi menjadi alasan yang paling pantas, namun ternyata tidak seperti itu. Sudahlah, aku telah memaafkan itu, walau terlalu sakit hati ini, namun itu hanyalah masa lalu.

Dewasa. Apakah dewasa bagimu?

Haruskah bertingkah seperti manusia berumur yang selama ini mereka lakukan? Mencoba tampil beda dengan baju-baju yang mulai menitahkan lekukmu? Haruskah seperti itu? Itukah dewasa menurutmu.

Atau dewasa adalah ketika kalian berbicara tentang satu sama lain, terlalu dalam, terutama soal cinta. Aku cuma tertawa jika itu pilihannya. Dalam hidup pernikahan, cinta tak selalu menjadi solusi. Betapa banyak mereka yang hidup mencintai lantas menikah lalu bubar tanpa arah.

Ada hal yang lebih indah daripada cinta. Dan cinta butuh dewasa. Namun dewasa tidak seperti yang kamu pikirkan, khayalanmu tentang dewasa masih terlampau dangkal. Aku yakin itu.

Dewasa? Kemana arahmu melangkah. Ku berharap, itu mendekati surga.