Suatu hari ketika sedih itu datang,
hati membisikkan kalimat ini padaku:
“Jika hidup adalah kumpulan airmata,
maka biarkan ia jadi danau
dan pahala dalam hatimu…”
( Windri Septi Januarini )
Rehat sejenak, ternyata aku memiliki teman-teman yang peduli padaku. Ternyata aku tak sesepi yang kuduga. Aku masih memiliki sahabat.
Untuk urusan dunia, aku memiliki R.A Dyah Hapsari Rahmaningtyas atau lebih sering dikenal Aik sebagai teman curhat. Seseorang yang mendebatku dengan cara konyol dan tingkah tololnya. Seseorang yang berkata sesuatu yang hampir belum ku dengar, “Ben, bukan mereka yang meninggalkanmu, tetapi kamulah yang meninggalkan mereka. Kamu membangun tembok tebal yang mengelilingi hatimu.”
Untuk urusan hati, aku memiliki Wendri sebagai tumpuan. Seorang teman dimana segera aku menjadi begitu ringan dengan kata-kata tulusnya. Seseorang yang pernah mengijinkan aku menangis dimana semua manusia menentangku untuk meneteskan airmata. Seseorang yang pernah berkata, “Pada mulanya adalah kaki, lalu perjalanan dari sepatu ke sepatu. Pada mulanya adalah hati, lalu perjuangan dari ragu ke ragu. Windri ga bisa ucap apa-apa, kecuali menangislah beni, apa yang akan terucap jika air mata berbicara lebih dari segalanya. Pria juga memiliki kelenjar air mata kan? MENANGISLAH. Kamu tidak salah!”
Aku juga memiliki seorang Nidya Ratih Anjarini. Seorang teman yang sering bertanya tentang persoalan-persoalannya kepadaku, membuatku menjawab, dan membuatku merasa bahwa ternyata aku cukup berguna bagi dunia ini walaupun hanya seserpihan debu.
Lelaki, aku juga memiliki dia sebagai teman. Seorang teman yang kurasa bijaksana dan dewasa walaupun terkadang mampu ku lihat setitik iblis dalam pemikirannya.
Ternyata aku tidak sendiri. Ternyata aku masih memiliki teman. Namun jiwa ini tak mampu dibohongi, aku tetaplah dalam ruang sunyi hitam itu. Aku tetap dalam kehampaan sempurna.
Aku ingin segera berubah.
Kepada Afif, atau sang Novelis Yusaku yang menjadi psikolog-ku, aku sering bertanya. Sesekali berkonsultasi dan menimba ilmu, ternyata belum semua sisi kehidupan mampu kumaknai. Ada banyak sisi lain yang belum kutahu itu apa. Atau mungkin itu cuma kendala bahasa.
BERBICARA AKU SAHABAT