Sebelum Pukul 9

Hari ini adalah awal hari yang menegangkan. Ini adalah awal pertama aku akan berdiri di hadapan banyak orang, berbaju putih dipadu dengan celana hitam. Aku yang berada di depan komputer yang akan menembakkan infokus ke dinding-dinding layar. Berbicara dengan bahasa yang gugup lagi gemetaran. Tentang apa yang akan aku perbuat demi kelulusan.

Lulus. Itu adalah syarat awal yang diberikan bidadari ketiga kepadaku untuk melamarnya. Dulunya, aku hampir kehilangan alasan untuk apa aku kuliah dan lulus. Kuliah di suatu bidang yang aku sama sekali tidak mampu memahaminya hingga saat ini. Kadang aku berpikir, kuliah di jurusan informatika lebih aku sukai.

Nanti, pukul 9.00 WIB. Di depan teman-teman dan dosen aku akan mempresentasikan proposal yang hendak aku buat: “Analisis Simulator Gempa Bumi Berbasis Stewart Platform Menggunakan Metode Inverse Kinematik

Sungguh. Bahkan jauh sebelum aku menuliskan ini aku telah lebih awal gugup. Aku takut, ada banyak pertanyaan yang tidak mampu aku jawab. Aku takut, aku tidak menguasai bahan. Aku takut, ketika orang-orang bertanya aku cuma mematung diam.

Semalam. Alih-alih ingin belajar, aku malah jatuh tertidur. Awalnya aku chatting dengan bidadari, ingin bertanya bagaimana dia melakukan presentasi di hadapan orang-orang. Sayang, saat yang sama dia harus mengajari teman labnya presentasi karena temannya tersebut akan melakukan presentasi di hadapan para professor dari Jepang.

Aku mencoba menunggu, namun sepertinya bidadari terlalu sibuk. Hingga datang sebuah sms dari teman, katanya ingin ngobrol dan menceritakan sesuatu. Maka aku pun bertelepon untuk mendengarkan keluh-kesahnya. Hingga, di telepon, dalam waktu yang lama, aku pun jatuh tertidur.

Bangun, sudah pukul 4.00 WIB. Aku membuka powerpoint-ku dan mencek presentasiku sekali lagi. Berusaha menambahkan kekuarangan dari apa yang dikritikkan bidadariku terhadap isi presentasiku. Seperti korelasi dengan simulator gempa selama ini ada dengan apa yang hendak aku ciptakan.

Di tugas akhir ini, aku tidak membuat alat. Aku cuma menganalisis dan menghitung juga membuat satu permodelan matematika baru (mungkin) untuk mekanisme yang aku ciptakan. So hard, rasanya. Seperti kita mencari jalan baru atau menciptakan jalan baru bagi penemuan berikutnya. Lebih tepatnya, aku menghitung persamaan matematika untuk rancanganku ini.

Kadang aku merasa ini terlalu berat dan aku tidak sanggup. Namun, jika aku melakukan eksperimen, tentu akan semakin memakan waktu lama. Mungkin dengan menciptakan simulasi, menghitung permodelan gerak kinematik, membuat persamaan matematika, itu akan lebih cepat jika aku berusaha. Sayangnya, otakku tidak cukup cemerlang untuk semua itu.

Kawan. Aku adalah orang terbodoh di kelasku. Aku adalah mahasiswa yang banyak mendapatkan nilai C di mata kuliah hitung-hitungan. Dan aku selalu bermasalah untuk menciptakan sesuatu yang memang berasal dari tanganku sendiri. Aku takut, aku tidak merasa mampu.

Huff. Benar-benar menegangkan. Sebelum pukul 9.