Jangan Berhenti Untuk Tersenyum

Tiba-tiba saja aku teringat seseorang. Dan aku mengambil sebuah pelajaran bermakna, bahwa apa yang kita tangiskan kemarin mungkin akan berbuah senyuman hari ini.

Dulu sekali, aku berharap dia akan mengisi hidupku. Dia adalah yang mengajari aku bangun di sepertiga malamku. Dan sekarang dia sudah menikah. Malah sudah hamil. Entah mengapa, aku pun berbahagia. Sangat bahagia bahwa orang yang dulu pernah aku cintai telah menemukan kebahagiannya.

Padahal, dulu ketika kami bersepakat untuk berhenti memberitakan malam. Ketika kami bersepakat, biarlah malam kami kejar, namun tak usah kami ceritakan. Biarlah sebuah sujud hadir karena bukan akibat bunyi dering yang membangunkan. Aku menangis ketika itu.

Bahkan aku pernah berharap. Kelak jika punggungku tegak, dia yang akan aku kabari untuk itu. Namun, sebelum punggungku tegak, dia telah menyelesaikan satu takdir terbaiknya.

Ketika kabar itu tiba, aku tidak menangis. Aku tersenyum. Bahagia ketika engkau melihat orang yang dulu pernah begitu dekat denganmu berbahagia.

Mengingat hal tersebut aku mengingat kondisiku sekarang. Besar kemungkinan aku pun akan tersenyum esok hari, ketika semua cerita telah tuntas diberitakan. Ketika semua gaib-gaib yang bersarang di dalam dada telah usai disembunyikan. Kelak ketika hari itu tiba, aku tidak akan menangis, namun aku hendak tersenyum berbahagia.

Aku percaya. Tuhan tidak memberikan semua apa yang kita inginkan, namun dia memberikan sesuatu yang kita butuhkan, yang terbaik yang dapat diberikan. Bahkan episode-episode kepiluan, kesenduan, itu adalah pemberian Tuhan untuk semua yang kita butuhkan, bahwa ada pelajaran tentang keikhlasan, kesabaran, serta ketegaran yang hendak diajarkan-Nya.

Tak setiap orang ingin menangis. Tak setiap orang ingin ditinggalkan. Tak setiap orang ingin dilukai dan patah hati. Namun Tuhan memberikan semua itu sebagai bekal, bahwa hidup adalah sesuatu yang harus dicermati. Dia tidak mengabulkan apa yang kita inginkan, Dia memberikan apa yang kita butuhkan, untuk mampu berjalan dengan punggung yang tegak dan dada yang kokoh. Terkadang kita lupa tentang itu.

Buat apa semua keluhan? Apakah kita akan mengeluh ketika guru memberikan satu-dua rumus matematika? Padahal itu adalah bekal agar kita mampu melanjutkan ke tahap selanjutnya. Bagaimana kita bisa terbang tinggi, jika hal yang sederhana tidak mampu kita selesaikan.

Kelak, Tuhan juga akan mengajarkan aku ketiada tergesa-gesaan. Bahwa sesuatu harus engkau pikirkan secara matang sebelum diputuskan. Bahwa, tak semua orang seindah ketika dia masih bersamamu, beberapa di antara mereka ada yang menjadi seperti racun. Membencimu hingga ke sumsum.

Ohmm…

Untuk semua pelajaran Tuhan. Aku pun menutup mata, kembali pulang dalam laksa hening semesta. Jangan pernah berhenti tersenyum, mungkin tangismu hari ini akan berbuah kegembiraan di esok hari.