Berbicara Tentang Cinta

Lantas cinta itu apa?

Apakah rasa dalam diri yang bergolak, atau cuma nyanyian nafsu yang menggebu? Sumpah, aku tidak mengerti.

Baru ku sadari, ternyata cinta pun memboyong nafsu, terlebih jika awal datangnya cinta dari pandangan, bukan dari kebaikan hati atau kekaguman. Lantas salahkah cinta jika dibarengi dengan nafsu? Sayangnya itu tidak salah sayang, sama sekali tidak salah. Tuhan yang menciptakan nafsu sebagai variabel dasar manusia untuk terus eksis di dunia ini, namun Tuhan pula memberikan akal pada cinta agar nafsu tidak memperbudak cinta, hanya memberi sedikit kembang gula padanya.

Bahkan Yusuf pun memiliki nafsu. Bahkan Daud, bahkan Sulaiman, bahkan Musa.

Ingatkah engkau ketika Tuhanmu berkata dalam kitab yang paling suci dan santun. Saat Dia bercerita: “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan yusuf, dan yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya . Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (Q.S. Yusuf : 24)

Bahkan Yusuf pun memiliki nafsu, andaikata Allah tidak menyelamatkannya maka gugurlah kenabiannya. Dan begitu juga aku, begitu juga kamu, begitu juga mereka-mereka.

Sungguh penipu yang berucap, “Telah hilang nafsu pada diri kami dan tidak mungkin cinta mampu mengusik kami.

Dengarlah: “Siapa yang tidak memiliki cinta dihatinya tiada mampu mencintai Tuhannya.

Maka bersoraklah mereka yang mengagungkan nafsu sebagai cinta. Mereka bersorak, “Lihatlah, Tuhan telah mengijinkan kami membutakan mata oleh nafsu. Bukankah Tuhan itu yang telah menciptakan nafsu namun mengapa kami tidak boleh menikmatinya, walau hanya sekedar senda-gurau sekejap sehaja di bumi ini.

Gugurlah langit mendengar kebohongan-kebohongan tentang itu, hingga Isa bersabda: “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Q.S. Al-Maidah : 118)

Maka tidakkah engkau melihat ketika manusia-manusia menyalahkan cinta atas luapan-luapan nafsu mereka. Sungguh saat ketika mereka ditanya padahal mulut mereka terkunci dan bercuculah keringat daripada itu. “Tuhan kami, sungguh bukanlah salah kami atas kekotoran yang kami anut. Sungguh semua telah tertulis dalam kitab-Mu dan karena cintalah semua kekotoran ada.

Maka dengan cinta Ku berikan neraka padamu, dan karena takdirmu maka neraka menjadi tempat tujuan akhir.” Tegas Tuhanku.

Maka bersoraklah neraka, “siapa yang menghina takdir tuhanku?! Siapa yang menjadikan cinta sebagai alasan dari nafsu?! Maka masuklah dengan segera ke dalamku.

Dan cinta pun membuka bibirnya, “Tuhanku, sungguh aku berlepas diri daripada mereka-mereka itu.

Lantas apakah cinta?

Apakah ingin gurau semata, atau itu hanya hiasan nafsumu belaka. Mengapa tak kau pertanyakan lagi: apakah ini cinta atau nafsu semata.

Sudahlah kawan, cukup sudah engkau bermain. Karena cinta tulis ini kuberikan atas perintah titah Tuhanku karena cinta.

Lantas apakah cinta?

Sumpah aku tidak tahu.