Rontokkan Saja Langit

RONTOKKAN SAJA LANGIT!

Tiba-tiba saja lelaki itu berteriak demikian. Keras, tegas, menggetarkan. Teriakan yang bukan hanya dari kerongkongan atau suara yang menyapu laring-laring. Itu teriakan hati, sebuah pemberontakan jati diri.

JIKA DIA MENJADI PENYEKAT ANTARA AKU DAN TUHAN, LEBIH BAIK LANGIT ITU RUNTUH.

Tersigap, aku mulai menepuk pundaknya. “Mengapa kau menghujat langit wahai lelaki?

Lelaki itu tidak berpaling, pandangannya tetap menuju atas langit. Aku tahu, dia tidak memandang awan yang menggumpal putih di sana. Lelaki itu menatap jauh melewati awan, melewati atmosfir bumi, melewati ribuan bintang dan planet, melewati galaksi. Dia menatap ke atas, langsung menatap mata Tuhan.

Baca Selengkapnya

Ta'aruf Gagal

Akhir-akhir ini aku kurang begitu perhatian dengan handphoneku. Terlalu banyak orang iseng, entah cuma sekedar misscall, atau sms yang enggak penting. Parahnya, ada beberapa yang misscall aku begitu aku hubungi kembali dia malah diam, tak bersuara dan beberapa lama kemudian mematikan teleponnya.

Kesel. Pasti!

Beberapa waktu yang lalu aku cek handphoneku. Ternyata ada sms dari Anda, kakakku.

Sedih juga. Anda mengabarkan kalau session ta’arufnya gagal. Ada ketidak-cocokan, sehingga diputuskan lebih baik tetap menjalin silaturrahmi sebagai seorang teman dengan pria yang ta’aruf dengannya.

Baca Selengkapnya